Perjalanan ke luar kota kali ini sangat menesankan. Pertama kalinya dalam hidupku ..aku menginjak kaki di Pulau Kalimantan
Aku ke Kalimantan Timur, Provinsi yang memiliki 14 kabupaten dengan luas mencapai 211.440 km² atau satu setengah kali pulau Jawa dan Madura. What? 1,5 kali pulau jawa?!
Benar-benar luas, bahkan antar kabupaten ada yang harus melalui perjalanan udara karena saking jauhnya.
Bandar Udara Sepinggan di Kalimantan Timur tidak berada di ibukota provinsinya.
Dulu sempat bikin aku ragu...ibukotanya Kalimantan Timur di mana sich??
Bandar udaranya berada di kota Balikpapan, sekitar 2,5 sampai 3 jam perjalanan dari kota Samarinda, ibukota provinsi tujuan perjalananku kali ini.
20 September 2012 ..mendarat juga aku di Sepinggan Airport dengan kondisi mengantuk dan deg degan dari kemaren karena ada yang missflight untuk pulang ke Indonesia, bernegotiable dengan Icha dan Aan agar mereka mau menginap di Balikpapan malam ini dan Alhamdulillah..keduanya datang menjemputku , malam itu kami menginap di Hotel Sagita Balikpapan. Hujan dini hari itu sempat menyambut kedatanganku....
21 September 2012 - Keliling Balikpapan
Pagi dimulai dengan menunggu Aryo, salah satu teman SMA ku yang kebetulan dituggaskan di DHL Balikpapan BSB. Aryo membantuku mencarikan mobil rental yang bisa lepas kunci dan dengan harga murah. Thanks Yo....niatnya sich mau memaksimalkan liburan dengan mendatangi berbagai macam tempat di Balikpapan tapi ternyata rute kami kurang okeh..jadinya malah muter muter di sekitaran itu jalan yang itu itu aja...jalan minyak yang di website katanya keren dan eksotik kuliat biasa aja :p karena dari siang ampe malam aku lewata mungkin lebih dari 6x bolak balik..pertamanya sich okeh...daerah lereng perbukitan di pinggir pantai...dengan rute kacau akhirnya aku bisa juga berphoto photo ria di Monumen Pahlawan
Taman Bekapai
Pantai Kemala ( Bali Kpapan)
pantainya okeeeehhh jugaaa....ga puas rasanya euuuyyy...suatu hari nanti, aku liburan ke Pantai Kemala lagi...birruuuuuuuuu.....
datanglaaahhhh...kedatanganmu ku tunggu # mendadak dangdut dulu kita bersama Bang Ridho Rhoma :p
ga puas rasanya ke Pantai Kemala..karena aku mengejar waktu untuk lanjut ke Muara Badak yang katanya bisa ampe 5 jam perjalanan dari Balikpapan, apalagi aku menyetir sendirian ga ada yang gantiin...perut udah keroncongan kamipun makan siang di Dandito Seafood Restaurant nyobain makan kepiting soka dan lanjut langsung pulang ke Muara Badak tapi sempat mampir dulu ke Schlumbeger Office Balikpapan. Senangnya ketemu beberapa teman sewaktu sama sama di tempati di Schlumberger Duri ....
Siap siap pulang ke Muara Badak tapi kembali seperti biasa..rencana liburanku selalu tidak sesuai dengan jadwal ..selalu penuh kejutan yang bikin hati deg deg syeeerrr....setelah berita missflight ternyata si Abang dah ada di Jakarta aja dan kami memutuskan untuk menunggu dan menjemput dia ke Airport biar sekalian pulang sama sama ke Muara Badak. hmmm....masih bisa dan sempat ke Pasar Inpres Kebun Sayur...jangan bayangkan para pedagang yang berjualan sayur..bukaaaaaann..ini adalah pusat penjualan oleh oleh khas Kalimantan Timur terutama souvenir souvenir berbagia macam batu batuan, tenun dan rotan.
Alhamdulillah ..ada yang menggantiin aku nyetir (maap ya Bang...capek capek kubuat kamu tambah capek, egois yaaa aku )
Perjalanan dari Balikpapan ke Samarinda seperti perjalanan 2,5 jam naik jet coaster (hahaha..lebay). Jalanannya naik turun, dan karena yang nyetir mobil ngebut bener-bener serasa naik jet coaster, sensasi di perutnya itu lho :) dan langsung lanjut ke Muara Badak.
Muara Badak ?? Daerah kecamatan yang ga ada Badaknya, kenapa namanya Muara Badak yaaaa...bukan Muara Buaya, khan di sini banyak buaya.
Sebenarnya ga enak hati juga...ga sopan banget datang bertamu nyampe di rumah jam 3 subuh. maaf.....
22 September 2012 - Keliling Tenggarong
Sama sekali ga pernah terbayangkan aku bisa sampai ke daerah ini, planning awal sama sekali ga ada rute ini tapi karena disebutkan akhirnya menginjak Bumi Kutai Kertanegara juga aku.
Tenggarong...kota unik di mataku...bersih dengan tata kota yang rapi di tepian sungai Mahakam, walaupun air sungainya keruh tapi langit Kalimantan Timur memberikan pemandangan indah tersendiri dengan warna biru bersih dan gumpalan awan putih. Tenggarong tampak lebih hijau di banding kota Balikpapan yang lebih bergaya hedonis. Sayang....jembatan San Fransisco a la Tenggarong rubuh.Kami menyebrangi Sungai Mahakam ...dan mengunjungi beberapa tempat di Tenggarong...disinipun aku tidak puas mencari souvenir yang ternyata harga souvenirnya jauh lebih murah daripada di Kebun Sayur Balikpapan (Tenggarong adalah kota wisata dan seni kerajinan Kalimantan Timur)
Disini ada dua buaya besar yang diawetkan..buaya pemakan manusia ini berasal dari Sangatta dan Muara Badak...buaya utuh dan dilengkapi dengan artikel artikel berbentuk kliping pada saat buaya buaya ini tertangkap sesaat setelah memangsa manusia.
Informasi tambahan yang ku dapat semalam, konon katanya di daerah Muara Badak ( Kaltim), buaya yang memakan manusia adalah buaya yang sial. Manusia dan buaya dulunya di anggap bersaudara..jadi kalau ada buaya memakan manusia itu artinya buaya itu memakan saudaranya sendiri dan akan dikucilkan oleh kelompoknya sendiri, itulah sebabnya pada saat pawang buaya akan menangkap buaya pemakan manusia tersebut, buaya buaya lain akan menyingkir dan membiarkan buaya pemakan manusia itu tertangkap. Wallahualam....
Selain buaya raksasa yang diawetkan juga ada kepiting kenari yang diawetkan, berat kepiting ini mencapai 4 kg lho….ada juga beberapa patung dan ukiran khas Kaltim, jenis jenis daun yang di keringkan, jenis jenis kayu dan biji bijian, lokasi museum ini agak terpolosok.
Kedaton Kutai Kertanegara
23 September 2012 - Desa Pampang, Samarinda
Tujuan utama ke Kalimantan Timur ini adalah dalam rangka memenuhi janji dan yang paling ku incar wisata ke Desa Budaya Suku Dayak yang berada di Desa Pampang, kalo ga salah cuma setengah jam dari Samarinda (kalo dari Muara Badak berapa lama yaaa ).
Sebelum menuju Samarinda
sempatkan dulu photo photo di Muara Badak's Wood..tulisan besar di depan kantor camat Muara Badak, yang serasa seperti di bukit Hollywood #kayak yang udah pernah ke Hollywood aja, tapi InsyaAllah suatu saat aku diberi kesempatan ke Hollywood
Memasuki desa pampang kami menemui desa yang agak modern. Jauh sebenernya dari bayangan ku sbelumnya, yang membayangkan akan menemui desa primitive… (hehehehe… kejauhan bayangannya). Memang ada beberapa rumah yang menonjolkan seni ukiran dayak yang terkenal itu. tapi itu tidak semuanya.
Yang menarik justru orang-orangnya. Para wanitanya sungguh sangat cantik-cantik.
Yang tak kalah menariknya adalah nenek dan kakek memakai baju adat dayak duduk berdampingan dan telinga keduanya panjang serta tubuh mereka penuh tato! Si nenek memiliki telinga yang mencapai bahunya dan dihiasi dengan anting yang besar-basar dan banyak. Begitu juga si kakek memakai topi dengan hiasan bulu burung yang panjaaaaaaang sekali. Sangat eksotik tapi ketika kita minta foto bareng dan sudah cheesee... si kakek langsung nyodorin tangan. ternyata berfoto dengan mereka harus bayar... huhuhuhuuh :"(
emang udah ada tulisannya sich...tarif photo dengan warga Dayak dewasa Rp. 25.000,- dengan anak anak Rp. 20.000,-
Nach kalo photo ama cowok ini, dia sich mintanya sepuluh ribu aja…hihihihiihi…sepuluh ribu senyuman :p
Ternyata dalam suku dayak tak sembarangan orang bisa menindik dirinya. Bagi kaum prianya Hanya pemimpin suku atau panglima perang yang menindik telinganya dan menggunakan anting, sedangkan kaum wanita Dayak menggunakan anting-anting yang banyak dan besar untuk memperbesar daun telinga, menurut kepercayaan mereka, semakin besar pelebaran lubang daun telinga semakin cantik, dan semakin tinggi status sosialnya di masyarakat.
Kami memasuki tempat pertunjukan seni suku dayak yaitu berupa rumah panggung yang besar dan dipenuhi ukiran-ukiran dayak yang sangat indah. Ukiran-ukiran itu didominasi warna kuning, hitam dan putih. Begitu juga dengan pakaian mereka, memiliki dominasi warna yang sama, sehingga ketika mengambil foto mereka pada saat mereka menari, lho.. ini penarinya mana? Hahahaha… penarinya nyaru dengan dinding dibelakang mereka…!
Ada dua tarian yang menarik perhatian saya yaitu tari perang dan tari pangpagar. Tari perang merupakan tarian yang dinamis. Para penarinya adalah anak laki-laki dari mulai usia +/- 4 tahun sampai dengan 15 tahun..lucu sekali karena ada anak kecil yang sangat menarik perhatian...hampir seluruh penonton fokus memperhatikan anak kecil yang lucu itu. Tari pangpagar merupakan tarian yang gerakannya melompat-lompat diatas kayu yang direntak secara teratur. Dimulai dengan rentakan lambat dan makin lama makin cepat.. hiii.. ngeri.. bagaimana kalau dia salah lompat bisa patah tulang tuh. But it was so entertaining. Aku dan Icha pun mencoba tarian itu dengan belagunya..hihihiii...kalo penonton lain melompat lompat dengan ditemani penari kami berdua langsung aja..pede aja..serasa main lompat karet.
Untuk kerajinan khas dayaknya biasanya berupa manik-manik yang dirangkai dengan taring. karena mengejar waktu biar ga missflight, aku tidak sempat mencari souvenir disini lagipula dengar dengar taring itu adalah taring babi. O..ow.. sebagai seorang muslim tentu saja saya tidak boleh memilikinya. maaf ya bu, saya tidak jadi beli ucapku dalam hati sambil ngaciir.jadi jangan salahkan saya jika oleh-olehnya cuma cerita.. (heheheh ngelesss)
Bye Bye Icha....see u in next vacation...Insya Allah kalau ada rejeki, kesehatan dan waktu aku akan datang dan berlibur lagi ke Kalimantan Timur
Aku lanjut ke Samarinda dan Balikpapan yaaaa.....karena keterbatasan waktu cuma bisa mampir sebentar di Islamic Samarinda..dan kembali ke Jakarta
Jakarta, 26 September 2012
Dedicated to Abang Dady, Icha dan Aan yang udah menemaniku liburan di Kalimantan Timur
Bandar udaranya berada di kota Balikpapan, sekitar 2,5 sampai 3 jam perjalanan dari kota Samarinda, ibukota provinsi tujuan perjalananku kali ini.
20 September 2012 ..mendarat juga aku di Sepinggan Airport dengan kondisi mengantuk dan deg degan dari kemaren karena ada yang missflight untuk pulang ke Indonesia, bernegotiable dengan Icha dan Aan agar mereka mau menginap di Balikpapan malam ini dan Alhamdulillah..keduanya datang menjemputku , malam itu kami menginap di Hotel Sagita Balikpapan. Hujan dini hari itu sempat menyambut kedatanganku....
Taman Bekapai
Pantai Kemala ( Bali Kpapan)
pantainya okeeeehhh jugaaa....ga puas rasanya euuuyyy...suatu hari nanti, aku liburan ke Pantai Kemala lagi...birruuuuuuuuu.....
datanglaaahhhh...kedatanganmu ku tunggu # mendadak dangdut dulu kita bersama Bang Ridho Rhoma :p
ga puas rasanya ke Pantai Kemala..karena aku mengejar waktu untuk lanjut ke Muara Badak yang katanya bisa ampe 5 jam perjalanan dari Balikpapan, apalagi aku menyetir sendirian ga ada yang gantiin...perut udah keroncongan kamipun makan siang di Dandito Seafood Restaurant nyobain makan kepiting soka dan lanjut langsung pulang ke Muara Badak tapi sempat mampir dulu ke Schlumbeger Office Balikpapan. Senangnya ketemu beberapa teman sewaktu sama sama di tempati di Schlumberger Duri ....
sempatkan dulu photo photo di Muara Badak's Wood..tulisan besar di depan kantor camat Muara Badak, yang serasa seperti di bukit Hollywood #kayak yang udah pernah ke Hollywood aja, tapi InsyaAllah suatu saat aku diberi kesempatan ke Hollywood
Nach kalo photo ama cowok ini, dia sich mintanya sepuluh ribu aja…hihihihiihi…sepuluh ribu senyuman :p
Ternyata dalam suku dayak tak sembarangan orang bisa menindik dirinya. Bagi kaum prianya Hanya pemimpin suku atau panglima perang yang menindik telinganya dan menggunakan anting, sedangkan kaum wanita Dayak menggunakan anting-anting yang banyak dan besar untuk memperbesar daun telinga, menurut kepercayaan mereka, semakin besar pelebaran lubang daun telinga semakin cantik, dan semakin tinggi status sosialnya di masyarakat.
Ada dua tarian yang menarik perhatian saya yaitu tari perang dan tari pangpagar. Tari perang merupakan tarian yang dinamis. Para penarinya adalah anak laki-laki dari mulai usia +/- 4 tahun sampai dengan 15 tahun..lucu sekali karena ada anak kecil yang sangat menarik perhatian...hampir seluruh penonton fokus memperhatikan anak kecil yang lucu itu. Tari pangpagar merupakan tarian yang gerakannya melompat-lompat diatas kayu yang direntak secara teratur. Dimulai dengan rentakan lambat dan makin lama makin cepat.. hiii.. ngeri.. bagaimana kalau dia salah lompat bisa patah tulang tuh. But it was so entertaining. Aku dan Icha pun mencoba tarian itu dengan belagunya..hihihiii...kalo penonton lain melompat lompat dengan ditemani penari kami berdua langsung aja..pede aja..serasa main lompat karet.